
Link PDF : https://drive.google.com/file/d/15h6lq3KtXhidkhtNVKx-47HMUT5AqF3a/view?usp=sharing
Sandy Suwardi Suherman
E-mail: sandysuwardysuherman@smkn3bandung.sch.id
SMKN 3 Bandung
Abstrak
Artikel ini berfokus pada kajian tentang bagaimana peran guru bimbingan dan konseling dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Belajar adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk merubah sikap dan tingkah laku individu. Dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku dibutuhkan motivasi. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Fenomena yang terjadi di sekolah saat ini adalah banyak siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Faktanya dapat diamati dari perilaku mereka yang kurang antusias terhadap proses pembelajaran, kurang memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, dan enggan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar merupakan tanggung jawab utama para guru, baik guru mata pelajaran maupun guru bimbingan dan konseling. Peran guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar yaitu dilakukan dengan layanan informasi. Tujuan dari layanan informasi ini adalah untuk memberikan informasi terkait pemahaman yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Setelah memberikan layanan informasi, biasanya guru BK juga akan memberikan layanan lanjutan bagi siswa yang memiliki permasalahan yang cenderung lebih komplek terkait dengan informasi yang diberikan. Guru BK akan memberikan layanan bimbingan belajar, bimbingan kelompok, konseling individual atau konseling kelompok sebagai upaya dalam membantu siswa meningkatkan motivasi belajarnya.
Kata kunci: 3-7 motivasi, belajar, motivasi belajar, bimbingan dan konseling
PENDAHULUAN
Belajar adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk merubah sikap dan tingkah laku individu. Dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku dibutuhkan motivasi. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk mau belajar. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.Ada tidaknya motivasi belajar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan belajar akan tercapai apabila pada diri adanya kemauan dan dorongan untuk belajar.
Proses belajar mengajar adalah interaksi positif antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan belajar mengajar sangat ditentukan oleh pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah dan keberhasilan pendidikan tergantung pada efektivitas pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman dan melibatkan keterampilan kognitif dan sikap dalam mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran efektif terjadi ketika interaksi antara guru dan siswa aktif dan tujuan yang diharapkan tercapai dalam waktu yang telah ditentukan.
Berkaitan dengan mencapai sasaran pembelajaran dan pendidikan, meningkatkan motivasi belajar siswa merupakan tugas penting bagi semua guru, termasuk guru bimbingan dan konseling. Pembelajaran akan berjalan efektif ketika siswa memiliki motivasi untuk belajar. Guru harus berusaha sebaik mungkin agar siswa termotivasi untuk belajar. Maka dari itu, motivasi belajar menjadi kunci penting dalam mencapai sasaran pembelajaran. Motivasi belajar harus muncul dalam diri siswa sehingga mereka termotivasi untuk belajar.
Fenomena yang terjadi di sekolah saat ini adalah banyak siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Faktanya dapat diamati dari perilaku mereka yang kurang antusias terhadap proses pembelajaran, kurang memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, dan enggan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar merupakan tanggung jawab utama para guru, baik guru mata pelajaran maupun guru bimbingan dan konseling. Selain siswa, unsur paling vital dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru adalah pendidik yang bertanggung jawab dalam perencanaan pembelajaran. Mereka membuat kurikulum dan mengimplementasikan dalam proses belajar-mengajar. Selain itu, guru juga berperan sebagai pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, etika, moral, dan sosial. Untuk menjalankan perannya, seorang guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas agar dapat diajarkan kepada siswa.
METODE
Penelitian ini merupakan studi literatur, dimana pengumpulan datanya berasal berbagai jurnal maupun buku yang dianalisis sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Pencarian jurnal maupun buku dengan online melalui repositori berbagai jurnal yang sudah terbit di berbagai web.
Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang tidak berasal dari pengamatan langsung, melainkan dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya. Data ini dihasilkan dengan mencari berbagai referensi tentang subjek penelitian, yang kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi (Ernaliana, E., & Rasidi, 2021). Metode pengumpulan data dilakukan dalam pencarian ataupun menggali sebuah data dari kepustakaan yang berkaitan dalam permasalahan yang ada. Setelah, data diperoleh maka data tersebut dikumpulkan hingga menjadi dokumen yang dapat digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Motivasi Belajar Siswa
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Banyak ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Thursan Hakim (2000; dalam Arianti, 2018) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sudarwan Danim (Arianti, 2018) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Menurut Riyanti, (2019; dalam Sitanggang, 2021) motivasi adalah upaya untuk mempengaruhi individu yang dipimpinnya untuk mencapai pekerjaan yang dia inginkan sesuai dengan tujuan tertentu yang telah diberikan sebelumnya. Motivasi sangat penting dalam pembelajaran dengan alasan bahwa adanya motivasi akan mendukung seseorang untuk terus belajar dan sebaliknya ketiadaan motivasi akan melemahkan sikap seseorang untuk belajar (Tawaningsih, 2016). Menurut Riyanti, (2019; Sitanggang, 2021) seseorang yang tidak memiliki motivasi, biasanya siswa yang sering bermain-main pada jam sekolah, siswa yang sering tidak menyelesaikan pekerjaan dan siswa yang tidak fokus pada guru selama sistem pembelajaran.
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Lepper: 1988; dalam Arianti, 2018).
Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang individu (jasmani dan rohani), kegiatan pembelajaran tidak pernah dilakukan tanpa adanya dorongan atau motivasi yang kuat dari dalam diri individu ataupun dari luar individu yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut (Wasty, 2006; dalam Arianti, 2018).
- Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran. Motivasi dalam hal in berperan sebagai motor penggerak terutama sebagai siswa untuk belajar, baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran.
- Peran motivasi memperjelaskan tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan, maka tidak akan ada ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa (peserta didik) yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.
- Peran motivasi menyeleksi arah pembuatan.disini motivasi dapat berperan menyeleksi arah pembuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
- Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa, sedangkan motivasi eksternal siswa dalam pembelajaran umum didapat dari guru (pendidik).
- Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa (peserta didik) selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi pembelajaran seorang siswa tersebut.
Menurut Kompri (2016) Kedudukan motivasi dalam belajar tidak hanya memberikan arah kegiatan belajar secara benar, lebih dari itu dengan motivasi seseorang akan mendapat pertimbangan pertimbangan positif dalam kegiatan belajar. Motivasi merupakan hal yang sangat penting sebagai berikut:
- Motivasi memberikan semangat seorang pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajarnya.
- Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku.
Kompri (2016) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran motivasi baik bagi guru dan siswa adalah sangat penting dalam mencapai keberhasilan belajar sesuai tujuan yang diharapkan. Adapun pentingnya motivasi bagi guru adalah sebagai berikut:
- Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
- Mengetahui dan memahami keragaman motivasi di kelas.
- Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih keragaman peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi atau pendidik.
- Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis.
Winarsih (2009; dalam Emda, 2017) mengatakan bahwa pentingnya motivasi bagi siswa adalah sebagai berikut:
- Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
- Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
- Mengarahkan kegiatan belajar.
- Membesarkan semangat dalam belajar.
- Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan.
Gage dan Berliner dalam Winarsih (2009; dalam Emda, 2017) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi peserta didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran, yaitu:
- Pergunakan pujian
- Pergunakan tes
- Bangkitkan rasa ingin tahu dan keinginannya mengadakan eksplorasi untuk tetap mendapat perhatian
- Merangsang hasrat siswa untuk belajar
- Mempergunakan materi-materi yang sudah dikenal sebagai contoh agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran.
- Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa agar siswa lebih terlibat
- Minta kepada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
- Pergunakan simulasi dan permainan
- Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.
- Perkecil konsekuensi yang tidak menyenangkan dari keterlibatan siswa
- Guru perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah
- Guru perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa.
Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu kegiatan integral yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Begitupula guru Bimbingan dan Konseling (BK), selain memberikan dan mentransfer informasi guru BK juga bertugas untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Tidak bisa dipungkiri bahwa semangat belajar seorang siswa dengan yang lain berbedabeda, untuk itulah penting bagi guru untuk selalu senantiasa untuk membertikan motivasi kepada siswa supaya siswa senantiasa memiliki semangat belajar dan mampu menjadi siswa yang berprestasi serta dapat mengembangkan diri secara optimal.
Menurut anggyanna (2018) guru BK menyadari bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah dari data dan interaksi langsung, sehingga mengambil langkah utuk memberikan layanan dasar berupa layanan informasi guna meningkatkan motivasi belajar siswa. Layanan informasi yang di berikan akan diberikan oleh para guru BK di setiap kelas binaannya, hal ini merupakan temuan untuk membangun motivasi siswa dengan memberikan pengaturan waktu belajar dan penghiburan dalam belajar dan sebagai upaya preventif bagi siswa yang masih belum memiliki motivasi belajar (Baidlowi, 2019).
Peran guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar yaitu dilakukan dengan layanan informasi. Tujuan dari layanan informasi ini adalah untuk memberikan informasi terkait pemahaman yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Sebagai contoh, siswa kurang memahami tentang pelajaran Kimia atau siswa kurang memahami apa yang di terangkan oleh guru dalam proses pemelajaran. hal ini dapat memberikan gambaran kepada guru agar mengevaluasi cara mengajar. Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan terlihat bahwa, alasan guru BK dalam memilih dan memberikan layanan informasi untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa tidaklah keliru. Layanan informasi memang berfungsi sebagai pemberian pemahaman, yaitu pemahaman siswa terhadap diri sendiri, lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat agar siswa terhindar dari permasalahan yang mungkin dapat menghambatnya dalam berkembang (Sitanggang, 2021). Di samping itu, layanan informasi juga berfungsi sebagai pencegahan terhadap permasalahan yang dialami siswa secara umum, agar siswa terhindar dari permasalahan yang mungkin timbul dan akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Setelah memberikan layanan informasi, biasanya guru BK juga akan memberikan layanan lanjutan bagi siswa yang memiliki permasalahan yang cenderung lebih komplek terkait dengan informasi yang diberikan. Guru BK akan memberikan layanan bimbingan belajar, bimbingan kelompok, konseling individual atau konseling kelompok sebagai upayan dalam membantu siswa meningkatkan motivasi belajarnya.
KESIMPULAN
Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Kedudukan motivasi dalam belajar tidak hanya memberikan arah kegiatan belajar secara benar, lebih dari itu dengan motivasi seseorang akan mendapat pertimbangan pertimbangan positif dalam kegiatan belajar.
Guru bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru BK sebagai konselor sekaligus informator, motivator, director, dan transmitter bertugas untuk mengembangkan potensi dan memandirikan siswa dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggyanna, R. (2018). Peran Guru Bimbingan Dan Konseling (Bk) Dalam Memotivasi Belajar Siswa Berprestasi Non Akademik Pada Siswa Jurusan Ips (Studi Di Sma Negeri 6 Malang). In Central Library Of Maulana Malik Ibrahim. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Arianti. (2018) Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. ISSN 1978-0214
Baidlowi, M. R. (2019). Peranan Konselor Dalam Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Layanan Informasi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Tengah. In Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro (Vol. 52, Issue 1). Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro.
Emda, Amna. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal, Vol. 5 No. 2 (2017) 93-196
Ernaliana, E., & Rasidi, M. A. (2021). Standar Kualitas Pendidikan Dasar Di Nigeria: Studi Kepustakaan. El Midad,
Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT Rosda Karya.
Sitanggang, Rahmi. (2021). Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Era COVID-19. ISSN 2656-8071